Senin, 13 Juni 2016

RESENSI BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Arah baru perkembangan ilmu dan kepribadian diperguruan tinggi_Dr. Deden Makbuloh, M.Ag_Nurhepyningsih


RESENSI BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Arah baru perkembangan ilmu dan kepribadian diperguruan tinggi
Dirisensi oleh : Nur Nepy Ningsih/ D3 Pemasaran Unila 2015
Penulis : Dr. Deden Makbuloh, M.Ag
Cetakan ke-2, Juni 2012
Hak penerbitan pada PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Dicetak di Kharisma Putra Utama Offset
Terdiri dari 271 halaman
 
Isi buku
Buku yang berjudul “Pendidikan Agama Islam” dengan sub judul Arah baru perkembangan ilmu dan kepribadian diperguruan tinggi, berisi tentang perkembangan islam dari berbagai aspek.
Istilah agama digunakan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah religion. Dalam bahasa Arab digunakan istilah al-din. Istilah yang samapun dapat berbeda makna, demikian pula dalam perbedaan istilah. Istilah al-din terdapat dalam bahasa Arab dan Al-quran sebagai sumber bagi umat islam. Istilah al-din dikenal erat kaitannya dengan islam. Istilah al-din yang akan dijelaskan dalam buku tersebut sebagai acuan dari penulis. Tujuannya, agar umat islam memiliki makna yang relevan dengan istilah al-din sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT.
Menurut Al-quran, dalam QS Al-Taubah(9):33, agama yang dianut manusia harus agama yang benar. Kata “agama yang benar” berarti dipahami ada lawannya yaitu “agama yang salah”. Umat manusia menjalankan agama berdasrkan apa yang telah disampaikan ileh Rasulullah SAW. Apabila menjalankan agama tidak berdasarkan sumbernya dari rosul, maka termaksud orang musyrik. Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan ajaran yang penuh dengan kemusyrikan. Agama yang benar selalu dihubungkan dengan Allah, karena sumbernya dari Allah ta’ala duhubungkan dengan para Nabi dan Rosul, karena mereka sebagai pembawanya serta dihubungkan dengan umat, karena mereka pemeluknya. Ada dua macam siakp seseorang memahami agama, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Ekstrinsik adalah menilai agam dari luarnya saja atau melaksanakan bagian kulitnya saja. Sedangkan intrinsik adalah agama dipandang sebagai komitmen. Nilai nilai agama terhujam dalam hati nurani.
Berikut adalah, beberapa langkah praktis agar seorang konsisten dalam beragama, yaitu :
1.      Memiliki ilmu pengetahuan tentang agama yang benar
2.      Meningkat pengetahuan menjadi pemahaman yang kuat
3.      Menerima hasil pemahaman itu dengan sepenuh hati dan mantap
4.      Melakukan aktivitas pengabdian totalitas pada kebenaran tersebut
5.      Melakukan jihad, hubungkan ilmu dengan amal sehari hari
Pembicaraan tentang manusia adalah pembicraan tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia dalam perspektif islam berbeda dengan konsep manusia dalam pandangan agama agama selain islam. Al-quran telah menjelaskan dan mengungkapkan istilah istilah manusia. Kata al-insan, berakar dari uns yang berarti jinak dan harmonis. Kata insan tampak sebgai lawan dari makna “binatang liar”. Kata insan digunakan Al quran untuk menunjukan kepada manusia berbeda dengan binatang. Manusia memiliki rasa malu, jika melanggar aturan. Manusia adalah makhluk yang terhormat dan mulia. Manusia yang baik adalah manusia yang amanah. Amanah pertama adalah amanah iman yang pernah diberikan oleh Alloh Swt, ketika dialam roh dalam perjanjian primordial. Amanah iman harus dijaga agar tidak kotor bercampur dengan kemusyrikan. Amanah yang kedua, adalah amanah islam yang diajarkan oleh rasulullah nabi muhammad Saw. Islam yang disampaikan oleh nabi muhammad tidak boleh dinodai oleh perpecahan label label organisasi islam baik ormas, maupun orsospol. Amanah yang ketiga adalah amanah umur yang diberian Allah SWT kepada manusia. Sehingga, dengan umur tersebut manusia mendapat kesempatan untu beribadah dan menikmati hidupnya. Potensi potensi utama manusia yaitu ; potensi jasad dan roh, potensi akal, potensi qalbu, potensi nafsu. 
Proses terciptanya manusia adalah
1.      Dari saripati yang berasal daritanah
2.      Saripati dijadikan air mani yang tersimpan kokoh
3.      Airmani dijadikan segumpal darah
4.      Jadi segumpal daging
5.      Jadilah tulang belulang yang terbungkus dengan daging
6.      Dia menjadikannya pendengaran (telinga), penglihatan (mata), dan afidah (hati)
7.      Kemudian Ia menyempurnakan nya dan  meniupkan ke dalam tubuhnya roh ciptaan-Nya
8.      Kemudian jadilah makhluk yang berbentuk lain
9.      Setelah itu benar benar manusia akan mati
1.       Kemudian akan dibangkitkan pada hari kiamat.
Proses kehidupan manusia yaitu; alam roh, alam dunia, alam barzakh, alam akhirat. Dan manusia di ciptakan memiliki amanah pula. Manusia adalah jembatan antara langit dan bumi, instrumen yang menjadi prwujudan dan kristalisasi kehendak Allah di dunia ini. Adapun amanah manusia antara lain; menjadi khalifah yang amanah dan menjalankan ibadah sesuai syari’at.
Subtstansi akidah islam
Makna akidah bagi manusia, akidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah SWT, dengan sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Ruang lingkup kajian akidah berkaitan erat dengan rukun iman. Rukun iman perlu dipahami dengan benar. Adapun rukun iman yang populer ada enam, yaitu ; 1) iman kepada Allah, 2) iman kepada malaikat, 2) iman kepada kitab Allah, 4) iman kepada Rasul Allah, 5) iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha-qadar. Pengertian akidah menurut istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh berikut ini.. menurut Hasan Al- Bana, akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenerannya dalam hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan – keraguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazairi, akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Dan menurut Yusuf Al- Qardhawi, akidah islam bersifat syumuliyah (sempurna) karena mampu menginterpretasikan semua masalah besar dalam wujud ini, tidak pernah membagi manusia diantar dua Tuhan (Tuhan kebaikan dan Tuhan kejahatan), bersandar pada akal, hati, dan kelengkapan manusia lainnya.
Berdasarkan pendapat tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa akidah yang benar yaitu akidah yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati karewna sesuia dengan fitrah manusia. Alat ukur akidah seorang manusia adalah hati. Tentu yang paling tepat mengukur hati adalah diri sendiri. Oleh karena itu, mengukur akidah seseorang hanya akurat manakala dievaluasi oleh pemilik hati itu sendiri. Orang lain tidak dapat menilai akidah seseoarang.
Subtansi syariah islam
Pengertian syariah secara bahasa yaitu jalan lurus menuju kehidupan mata air. Mata air digambarkan sebagai sumber kehidupan. Syariah berarti ajalan lurus menuju sumber kehidupan yang sebenarnya. Sumber hidup manusia yang sebenarnya adalah Allah. Syariah ini menjadi jalan lurus yang harus ditempuh setiap muslim. Tidak ada jalan lain bagi seorang Muslim, kecuali menggunakan syariah Isalam sebagai hukum yang mengatur hidupnya. Secara istilah, syariah adalah hukum hukum yang ditetapkan Allah Ta’ala untuk mengatur manusia baik dalam hubungannya denga Allah Swt, ataupun dengan sesama manusia, dengan alam semesta, dan dengan makhluk cipataan lainnya.
Para ahli fiqih menjelaskan syariah syariah untuk menunjukan nama hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt utnuk para hamba-Nya dengan perantara Rasul-Nya, suapaya para hamba-nya melaksanakannya deangan dasr iman, baik hukum itu mengenai hukum formal maupun hukum etika (akhlak).
Menurut Hossein Nasr, syariah atau hukum ilahi Islam merupakan inti agama Islam sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai muslim jika ia menerima legimitasi syariah sekalipun tidak mampu menjalankan seluruh ajarannya. Pendapat ini menekankan bahwa yang terpenting adalah menerima syariah Islam, walaupun belum mampu melaksanakannya. Akan tetapi, jangan sekali kali orang Islam tidak mampu untuk melaksakanan tatanan kehidupan sehari hari yang sesuai syariah. Karena syariah itu sendiri sebeneranya hukum hukum Allah yang pasti manusia mampu melaksanakannya.
Allah adalah pembuat hukum tertinggi. Syariah islam adalah penjelas konkret kehendak Allah di tengah manusia hidup bermasyarakat. Syariah merupakan prinsip yang tercantum dalam Al-quran dan prinsip Al-quran itu sendiri. Agar prinsip tersebut terwujud dengan baik, tentu memerlukan contoh. Dalam hal ini,dibutuhkan contoh contoh dari Nabi. Melalui perilaku dan ucapan Nabi tersebut, manusia dapat memahami apa yang kehendak Allah Ta’ala itu. Oleh karena itu, Nabi dan Rosul patut dicontoh dalam melaksanakan sya’riah.
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar syariah Isalam yang bersifat kontekstula, seperti
1.      Syariah islam memerhatikan fitrah manusia
2.      Syariah islam mengatur hukum dalam realita kehidupan dan kebutuhan manusia
3.      Syariah islam memertimbangkan sisi darurat yang sewaktu waktu terjadi pada manusia
4.      Syariah islam mendorong agar kebutuhan manusia disalurkan dengan jalan yang benar
Atas dasar kontekstualisasi tersebut, syrait islam mengadung unsur umum, yaitu :
1.      Memudahkan dan menghilangkan kesulitan
2.      Memerhatikan tahapan waktu dalam pelaksanaannya
3.      Memerhatikan realitas situasi dan kondisi
Syariah mengatur hubungan manusia dengan Allah disebut dengan “ibada”, sedangkan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia atau lainnya disebut muamalah. Semua itu adalah hukum hukum Allah Ta’ala utnuk menyelamatkan hidup manusia. Syariah islam yang mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaanya di dunia dan di akhirat. Adapun fungsi syariah yaitu ; 1) meghantarkan manusia sebagai hamba Allah yang mukhlis, 2) menghantarkan manusia sebagai khalifah Allah, 3). Menunjukan kebahagianan dunia dan akhirat.
Implementasi akhlak islam
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang islami adalah akhlak yang bersumber pada ajaran Allah Swt dan Rasullah. Aklah islami ini merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak ini kaitannya erat dengan kejadian manusia yaitu (khaliq) pencipta dan (makhluq) yang diciptakan. Rasulullah diutus untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan baik anatar manusia dengan manusia.
Adapun indikator akhlak yang bersumber dari Al-quran
1.      kebaikannya bersifat mutlak yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apa saja.
2.      Kebaikannya bersifat menyeluruh yaitu kebaikan yang terkandung didalamnya utnuk seluruh umat manusia.
3.      Implementasinya bersifat waji yaitu merupakan hukum tingkah laku yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum
4.      Pengawasan bersifat menyeluruh yaitu melibatkan pengawasan Allah SWT dan manusia lainnya, karean sumbernya dari-Nya.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka perbuatan dikatakan akhlak jika terpenuhi syarat syarat sebagai berikut :
1.      Perbuatan itu dilakukan secara berulang ulang. Jika seseorang melakukan perbuatan tertentu hanya dilakukan sesekali saja, maka belum dapat disebut akhlak. Tetapi ini baru disebut perilaku saja. Apabila perilaku ini dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaan dalam dirinya, baru disebut akhlak.
2.      Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehngga berperilaku spontan. Misalnya, pekerjaan shalat. Orang orang yang berakhlak baik dalam shalat akan melakukannya dengan mudah tanpa dipengaruhi oleh faktor faktor diluar shalat.
Adapun hal hal yang perlu dibiasakan sebagai akhlak yang terpuji dalam islam, antara lain;
  1. Berani dalam kebaikan, berkata benar dalam kebaikan serta menciptakannmanfaat, baik bagi diri maupun orang lain.
  2. Adil dalam memutuskan hukum tanpa membedakan kedudukan, status sosial ekonomi, maupun kekerabatan. 
  3.  Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
  4. Pemurah suka menafkahkan rezeki baik ketika lapang maupun sempit. 
  5. Ikhlas beramal semata mata demi meraih ridho Allah SWT.
  6. Cepat bertobat ketika berdosa. 
  7.  Jujur dan amanah.
  8. Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup.
  9. Penuh kasih sayang.
  10. Lapang hati dan tidak balas dendam.
    12. Menjaga diri dari perbuatan yang menghancurkan kehormatan dan kesucian diri.
    13. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik.
    14. Rela berkorban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama.
Mengimplementasikan akhlak islam
1.      Akhlak kepada Allah SWT
2.      Akhlak terhadap diri sendiri
3.      Akhlak terhadap keluarga
4.      Akhlak terhadap lingkungan
Mengkaji Al-quran sebagai sumber ilmu islam
Al-quran pertam kali turun di Bulan Ramadhan, berfungsi untuk menjadi petunjuk hidup bagi manusia dan penjelasan penjelasannya, serta membedakan antara yang benar dan sesat.
Pengertian Al-quran secara bahasa, Al-qur’an akar dari kata qara’a yang berarti membaca, sesuatu yang dibaca. Membaca dimaksud adalah membaca huruf huruf dan kata kata antara satu dengan lainnya.
Secara istilah Al-quran didefinisikan dalam ragam pandangan yang dilatar belakangi oleh bidang ilmu masing masing. Ada dua kelompok besar yang ahli dalam Al-quran tetapi mempunyai perspektif ilmu yang berbeda, yaitu ilmu kalam dan ilmu fiqih. Menurut ahli kalam Al-quran adalah kalam Allah yang bersifat qadim bukan makhluk, dan bersih dari sifat sifat yang baru dan lafal lafalnya bersifat azali yang berkesinambungan tanpa terputus putus, tetapi ada sebagian kecil ahli kalam yang mengatakan Al-quran bersifat hadis atau baru dan makhluk. Sedangkan, menurut ahlu fikih, Al-quran adalah kalam Alla yang mengandung kujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasrkan penukilan secara mutawir dan dianggap ibadah bagi yang membacanya. Menurut Al-quran sendiri, Al-quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. (QS. Asy-Syu’ara[26]; 192-195). Kesimpulan berdasarkan uraian diatas, kita dapat mendefinisikan Al-quran yaitu wahyu Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penukilan secara mutawir.
Pengertian wahyu, setelah memahami Al-quran sebagai wahyu Allah yang tertulis, sekarang pemahaman akan ditarik ke tatanan yang lebih abstrak yaitu apa yang dimaksud dengan wahyu itu sendiri. Wahyu menurut bahasa adalah isyarat yang cepat atau segala yang kita sebut kepada orang lain dan untuk diketahui. Sedangkan menurut istilah wahyu adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cepat dari Allah ke dalam dada nabi nabi-Nya, sebgai dipergunakan juga untuk lafazh Al-quran. Menurut petunjuk Al-quran sendiri, istilah wahyu sendiri memiliki pengertian yang berbeda beda bila dikaitan dengan pemahaman bahasa manusia. Wahyu adalah isyarat, ilham, perintah, bisikan dan bisikan dalam sukma. Nama nama Al-quran antara lain;  Al-quran, Al-kitab. Al-firqan, Al-dzikra, Al-tanzil, nama nama Al-quran tersebut menunjukan pada yang satu, yaitu Al-quran dan Al-qarim. Metode memahami Al-quran yaitu terjemah, tafsir dan takwil.
Al- hadis sebagai sumber ilmu islam. Penegertian al sunnah dan al hadis. Secara luhawi, al- sunnah adalah jalan, perjalanan. Jika diungkapkan untuk menjalaninya, berarti aku melakukan untuk kalian sunnah, maka ikutilah. Rasulullah bersabda :
“ Barang siapa melakukan suatu sunnah yang baik maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang orang yang melakukannya, dan barang siapa suatu sunnah yang bruk maka ia akan menerima dosa dan dosa orang orang yang mengikutinya”  (H.R. Muslim)
Secara istilah, sunnah ditinjau dalam kajian ilmu yang berbeda beda, seperti pakar hukum atau ushul fiqh. Pakar hadis menyebutkan, al-sunnah adalah segala sesuatu yang datang Rasulullah Saw, atau segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi baik ucapan, perbuatan, atau taqrir (ketetapan) baik sifat fisik maupun psikis, setelah beliau diangkat menjadi Rasul atupun sebelum. Menurut pakar fikih, al sunnah adalah segala ucapan, perbuatan Rasul yang berkaitan dengan hukum, baik wajib, haram, atau mubah. Ucapan dan perbuatan Nabi yang tidak berimplikasi pada ketetapan hukum, tidak termaksud al sunnah. Karena segala sesuatu harus berkaitan dengan hukum, maka sebelum masa kerasulan tidak termaksud al sunnah.
Pengertian al –Hadis, menurut lughawi. Al- hadis adalah sesuatu yang baru. Dikatakan baru karena hadis ada bersamaan dengan diangkatannya Nabi Muhammad menjadi Rasulullah ta’ala. Kedudukan Rasul termaksud baru, walaupun isi ajaran Rasulullah Saw, tidak semuanya baru. Menurut istilahi, al hadis adalah perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad Saw, yang sudah tertulis. Sebelum tertulis kita sebut saja al sunnah, tetapi setelah al sunnah tersebut diriwayatkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya secara bersambung, itulah hadis. fungsi al hadis, seorang muslim tidak hanya menggunakan Al-quran, tetapi ia juga harus percaya pada al-Hadis sebagai sumber hukum, sumber ilmu dan sumber peradaban. Al-quran sendiri memerintahkan  kita taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya. Taat kepada Allahadalah mengikuti perintah yang tercantum dalam Al-quran sedangkan taat kepada Rasulullah adalah mengikuti al-Hadis.
            Adapun hubungan antara Al-quran dengan al-Hadis adalah sebagai berikut :
1.      Al hadis menguatkan hukum yang ditetapkan Al-quran
2.      Al hadis memberikan rincian terhadap pernyataan Al-quran yang bersifat global.
3.      Al hadis sebagai sunnah Nabi Saw, menurut wujud konkret pelaksanaan hukum ketetapan dari spirit Al- quran.

Macam macam al –Hadis
Dari segi kuantitas ; hadis mutawir, hadis ahad, dan hadis masyur
Dari segi kualitas ; hadis shahih, hadis hasan, dan hadis dhaif.
Menghidupkan ijtihad dalam pengembangan ilmu
Pengertian ijtihad, pada dasarnya kata ijtihad artinya bersungguh sungguh. Kata ijtihad hampir sama dengan kata jihad yang artinya berjuang . Tetapi kedua istilaah tersebut berkembang membentuk konsep sendiri sendiri.
Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid. Ijtihad adalah mengerahkan segenap kemampuan intelektual dan spiritual untuk mengeluarkan hukum yang ada dalam Al-quran atau al-Sunnah, sehingga hukum tersebut dapat diterapkan dalam lapanganaaaaaaa kehidupan manusia sebagai solusi atau persoalan persoalan umat. Sukar tidaknya masalah yang dihadapi tergantung kepada tinggi rendahnya kualitas intelektual dan spiritual seorang mujtahid.
Syarat dan sifat mujtahid
Syarat adalah ketentuan formal yang harus terpenuhi seluruhnya oleh seorang mujtahid. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka tidak sah (gugur) aktivitas ijtihadnya. Sedangkan sifat adalah kepribadian yang idealnya dimiliki oleh seorang mujtahid untuk sempurnanya hasil ijtihad.
Syarat syarat mujtahid menurut pendapat yusuf al qadharwi
1.      Memahami Al-quran
2.      Memahami Sunnah Rosul
3.      Menguasai bahasa Arab
4.      Mengetahui masalah masalah hukum yang telah ijma
5.      Menguasai ilmu ushul fiqh, terutama metode qiyas dan ijma
6.      Memahami maksud dan kehidupan sekitarnya dan,
7.      Memiliki sikap adil dan takwa

Yang menjadi persyaratan diatas adalah para mujtahid yang berprofesi sebagai pakar menyusun pedoman keputusan hukum yang hasilnya disajikan kepada masyarakat umum. Persyaratan yang berat ini dimaksudkan agar menghasilkan standar mutu yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Alam semesta sebagai ayat kauniah
Tujuan mengkaji alam semesta, bertujuan untuk mengetahui peta kehidupan manusia. pengetahuam ini dapat membantu memahami lebih baik situasi zaman kita sekarang ini. Kita berharap dapt melihat kemungkinan peranan kita. Ada 3 macam alam semesta yaitu : alam shahadad, ghaibah, dan akhirat.
Alam semesta dan Al-quran saling menjelaskan.
Al-quran berbicara tentang alam semesta. Ayat ayat Al-quran yang membicarakan alam umumnya berkaitan dengann dorongan agar manusia menggunakan akal, memikirkan apa yang terdapat dialam tersebut. Berikut ini beberapa poin yang akan dibahas, antara lain :
1.      Alam diciptakan secara rapi, seimbang dan sempurna
2.      Semua yang ada dialam muslim dan bertasbih
3.      Semua alam bergerak menurut hukum dan ukurannya
4.      Semua yang ada di alam berpasangan
5.      Alam mengandung seni aritistik
6.      Belajar pada alam
Kelebihan dari buku pendidikan agama islam “ arah baru pengembangan ilmu dan kepribadian di perguruan tinggi
Buku ini berisi sembilan bab yang dibahas secara detail dan terperinci sehingga setelah membaca buku ini mahasiswa menemukan jawaban jawaban dari pertanyaan didirinya. Buku ini sesuai dengan perkembangan kurikulum mata kuliah PAI di perguruan tinggi. Materi PAI dibahas secara analitis dan komprehensif dikaitkan dengan kasus kasus yang sering dihadapi oleh umat manusia. Misalnya tentang ukuran kebenaran agama, banyak yang salah paham. Pemahaman tentang takdir banyak yang keliru. Buku ini menjelaskan masalah rumit secara tegas dan gamblang. Hasil pembahasan ini memetakan dasar dasar pengembangan ilmu dan keprbadian seorang ilmuwan muslim sejati.

Kelemahan dari buku pendidikan agama islam “ arah baru pengembangan ilmu dan kepribadian di perguruan tinggi
Kelemahan dari buku hanya terletak dari penulisannya karena banyak tanda bacaan yang kurang tepat yaitu tanda titik (.) dan tandakoma (,).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar